GALERI HKTI DPC PURWOREJO

MENGUAK POTENSI KERBAU

Senin, 14 Maret 2011

Ditulis oleh Dedy Winarto,S.Pt,M.Si
Staf Litbang HKTI DPC Purworejo,Dosen Peternakan Universitas Muhammadiyah Purworejo,Pernah menjadi Dosen di Universitas Boyolali


Produktivitas kerbau tidak lebih rendah daripada sapi (potong). Berbagai hasil penelitian yang ada di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia menunjukkan, tingkat reproduksi kerbau tidak berbeda dengan sapi. Dengan budidaya intensif, calving interval atau selang beranak (waktu yang dibutuhkan antara dua kelahiran yang berturutan) dapat mencapai 13 bulan. Meskipun, budidaya kerbau oleh petani dengan melepas bebas di padang penggembalaan tanpa perlakuan pakan dan pengaturan perkawinan, selang beranak dapat lebih dari 24 bulan.
Demikian pula dengan pertambahan bobot badan. Penggemukan kerbau oleh seorang peternak di Bogor, mampu mendapatkan hasil pertambahan bobot 1 kg/ekor/hari. Parameter yang relatif sama digunakan pada penggemukan sapi potong. Ini menunjukkan bahwa dengan pemeliharaan yang baik ternak kerbau tidak kalah produktif dengan ternak sapi.

Secara umum, ternak kerbau dan sapi adalah hewan yang berbeda baik jenis maupun bangsanya. Tetapi dalam soal produk, di pasar tidak ada perbedaan antara daging kerbau dengan daging sapi. Dan hampir di seluruh wilayah Indonesia daging kerbau dikenal sebagai daging sapi. Maka ketika Presiden Republik Indonesia mematok target swasembada daging, daging kerbau termasuk di dalamnya.
Dalam mencapai target swasembada daging, peranan ternak kerbau cukup signifikan. Dengan jumlah populasi kerbau pada 2007 yang mencapai 2,5 juta ekor, sementara total populasi ternak sapi potong plus sapi perah 11,2 juta ekor, maka peranan ternak kerbau sebesar 22% dan ternak sapi sebesar 78%. Meskipun untuk angka kontribusi daging, angkanya lebih kecil. Kontribusi daging kerbau adalah 41 ribu ton, sedangkan sapi sekitar 460 ribu ton, sehingga peran kerbau dalam suplai daging hanya sekitar 8%.
Perkembangan Kerbau Tanah Air

Mencermati perkembangan kerbau dan sapi di Indonesia, tampak adanya pergeseran nyata pada perimbangan komposisi kerbau terhadap sapi sepanjang kurun satu abad. Awal 1900-an populasi kerbau lebih mendominasi, dengan perimbangan 70% kerbau dan sapi hanya 30%. Sebaliknya yang terjadi sejak era 1980-an perbandingannya berubah menjadi 20% kerbau dan 80% sapi. Rasio ini masih bertahan sampai sekarang. Rasio yang ada saat ini kelihatannya menunjukkan nilai keseimbangan yang tercapai antara populasi kerbau dan sapi.

Daerah yang menjadi sentra pengembangan kerbau saat ini adalah wilayah yang cocok menjadi habitat untuk berkembang biak. Kerbau cenderung lebih menyukai kawasan dengan banyak air seperti Sumatera dan Kalimantan. Populasi kerbau di dua wilayah ini tercatat 54% dari total populasi keseluruhan yang ada di Indonesia.
Tetapi, meskipun kerbau menyukai daerah dengan karakter kaya akan air, hewan ini memiliki daya adaptasi yang sangat tinggi. Sehingga penyebarannya meluas tak hanya di Kalimantan yang berawa dan Sumatera, tapi juga Jawa, Sulawesi bahkan NTT dan NTB yang beriklim kering.
Dari pandangan etnik dan agama, pengembangan kerbau juga tidak ada penghalang. Bahkan oleh suku tertentu, hewan ini mendapat tempat tersendiri. Kerbau dinilai sangat tinggi dalam adat budaya Batak,Toraja, dan beberapa suku lain. Ini menjadi faktor pendukung pengembangan usaha ternak kerbau di kawasan tersebut. Dengan demikian pengembangan usaha peternakan kerbau dan wilayah agribisnis kerbau sangat luas, hampir meliputi seluruh agroekosistem dan sosio-budaya yang ada.
Artikel ini telah di terbitkan oleh Majalah TROBOS edisi Februari 2010,silahkan baca atau klik di www.trobos.com
Selengkapnya baca di Majalah Trobos edisi Februari 2010
Artikel terkait: file:///D:/MEDIA%20CETAK/MAJALAH/Menguak%20Potensi%20Kerbau.htm

 
 
 

EVENT DAN AGENDA

ALAMAT KONTAK

Dewan Pimpinan Cabang [DPC]
HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA [HKTI]
KABUPATEN PURWOREJO
Sekretariat Jln. Kolonel Sugiono No.86 Purworejo
Jawa Tengah, kode pos 54111
Telp. (0275) 3309889 atau (0275) 3320670
Webdesign by Dedy Winarto,S.Pt,M.Si